HUBUNGAN BUDAYA DAN SASTRA
UNIVERSITAS GUNADARMA
HUBUNGAN BUDAYA DAN SASTRA
1. Pengertian Sastra
Kesusasteraan pada lahiriahnya merupakan wujud dalam
masyarakat manusia melalui bentuk tulisan dan juga wujud dalam bentuk lisan.
Dalam kehidupan sehari-harian, kedua bentuk kesusasteraan sememangnya tidak
terpisah dari pada kita. Misalnya, kita akan mendengar musik yang mengandungi
lirik lagu yang merupakan hasil sastra. Dan kita sendiri pula akan menggunakan
berbagai peribahasa dan pepatah yang indah-indah yang sebenarnya juga merupakan
kesusasteraan.
2.
Peranan sastra
Karya sastra mempunyai relevansi dengan
masalah-masalah dunia pendidikan dan pengajaran. Sebab itu sangat keliru bila
dunia pendidikan selalu menganggap bidang eksakta lebih utama, lebih penting
dibandingkan dengan ilmu sosial atau ilmu-ilmu humaniora. Masyarakat memandang
bahwa karya sastra hanyalah khayalan pengarang yang penuh kebohongan sehingga
timbul klasifikasi dan diskriminasi. Padahal karya sastra memiliki pesona
tersendiri bila kita mau membacanya. Karya sastra dapat membukakan mata pembaca
untuk mengetahui realitas sosial, politik dan budaya dalam bingkai moral dan
estetika.
Sastra dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi
kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi pengembangan dirinya dan
masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong orang untuk menerapkan moral
yang baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan manusia akan tugas dan
kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan memiliki kepribadian
yang luhur.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga
mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan
memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang
universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra tidak hanya melembutkan hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita
kepada sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan
perasaan terhadap sesuatu jauh lebih indah dan mempesona.
Seni sastra tidak hanya berhubungan dengan tulisan
tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman
atau pemikiran tertentu. Dalam berbahasa pun mulai memperlihatkan keseragaman
berbahasa yang hampir kejakarta-jakartaan bahasanya. Selain itu sinetron juga
memberikan efek bagi psikologis dan psikis penontonnya. Begitupun budaya sudah
semestinya dalam salah satu unsurnya yang mampu memberikan sumbangan dalam
pengembangan bahasa itu sendiri.
3.
Pengertian
Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis.
4.
Hubungan Sastra
dan Seni dengan Budaya dihubungkan dengan Prosa
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan
ilmu budaya, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya ada yang
berkaitan dengan sastra dan seni. Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya
sastra dan seni didalamnya. Latar belakang ilmu budaya dalam konteks budaya,
negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut:
·
Kenyataan bahwa
bangsa Indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya
yang tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas
dari ikatan-ikatan primordial, kesukaan, dan kedaerahan.
·
Proses
pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak
positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai
budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.
·
Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia,
menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung
sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.
5. Seni Dalam Budaya
Kebudayaan diciptakan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan
fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan kesenian
yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi dari rasa indah
(seni rasa indah).
Kesenian bagian kecil
dari kebudayaan. Kesenian merupakan kelanjutan dari kebudayaan. Pada umumnya,
kesenian dapat dinikmati oleh manusia melalui dua macam indranya, yaitu indera
mata dan indera telinga, atau keduanya secara serentak. Keindahan dalam
hubungannya dengan kedua macam indera itu,dibedakan atas tiga macam yaitu :
Seni Rupa, Seni suara, dan Seni pertunjukan.
Karya seni memberikan
keindahan kepada manusia dan menyugukan ide-ide baru yang harus dimengerti dan
mungkin direnungkan ataupun ada yang harus di bahas kehebatan isinya. Kesenian
dapat memberikan suguhan bagi kehidupan kejiwaan orang karena yang menjadi
sasaran atau objeknya kehidupan alam luas dan kehidupan manusia, individual,
maupun kelompok, serta nilai-nilai dan sebagainya.
Fungsi seni atau
kesenian artinya hasil pengamatan orang terhadap apa yang dapat diberikan oleh
karya-karya kesenian bagi kehidupan manusia yakni:
·
Memberikan rasa keindahan
·
Memberikan tunjangan dan bantuan untuk memberi warna
indah dari karya-karya yang non-seni
6.
Pengaruh Budaya Terhadap Sastra
Bahasa tidak hanya memunyai hubungan dengan budaya,
tetapi juga sastra. Bahasa memunyai peranan yang penting dalam sastra karena
bahasa punya andil besar dalam mewujudkan ide/keinginan penulisnya. Banyak hal
yang bisa tertuang dalam sebuah sastra, baik itu puisi, novel, roman, bahkan
drama. Setiap penulis karya sastra hidup dalam zaman yang berbeda, dan
perbedaan zaman inilah yang turut ambil bagian dalam menentukan warna karya
sastra mereka. Oleh karena itu, ada beberapa periode dalam penulisan karya
sastra, seperti Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan 45, Angkatan 66, dan
sebagainya.
Setiap periode "mengangkat" latar belakang
yang berbeda-beda sesuai zaman dan budaya saat itu. Sebagai contoh,
kesusastraan Indonesia. Kesusastraan Indonesia menjadi potret sosial budaya
masyarakat Indonesia. Tidak jarang, kesusastraan Indonesia mencerminkan
perjalanan sejarah Indonesia, "kegelisahan" kultural, dan manifestasi
pemikiran Bangsa Indonesia. Misalnya, kesusatraan zaman Balai Pustaka (1920 --
1933). Karya-karya sastra pada zaman itu menunjukkan problem kultural ketika
Bangsa Indonesia dihadapkan pada budaya Barat. Karya sastra tersebut
memunculkan tokoh-tokoh (fiksi) yang mewakili golongan tua (tradisional) dan
golongan muda (modern). Selain itu, ada budaya "lama", seperti
masalah adat perkawinan dan kedudukan perempuan yang mendominasi novel
Indonesia pada zaman Balai Pustaka. Sekarang ini, novel Indonesia cenderung
menyajikan konflik cinta, sains, kekeluargaan, dll.
Djamaris dkk,
dalam Nilai Budaya dalam Beberapa Karya Sastra Nusantara: Sastra Daerah di
Kalimantan mengatakan bahwa terdapat nilai nilai budaya yang amat kental dan
melekat pada cerita cerita rakyat / kesusastraan di daerah Kalimantan.
Bagaimana pendapat Anda mengenai puisi zaman sekarang? Tentu saja ada perbedaan
yang sangat kentara, baik dalam topik yang "diangkat" maupun bahasa
yang digunakan. Sebagai contoh, kumpulan puisi Mbeling karya Remy Sylado, tahun
2005. Sebagian besar puisi Mbeling yang ia tulis mengangkat kehidupan politik
pada saat itu, seperti korupsi, koruptor, individualisme, dll..
Secara penulisan, beberapa puisi karya Remy Sylado
hanya terdiri 1 -- 2 kata saja dan disusun dengan tipografi yang unik. Misal,
puisi berjudul "Individualisme dalam Kolektivisme". Puisi ini hanya
terdiri dari kata "kita" dan "aku". Kedua kata ini disusun
dengan pola membentuk persegi panjang, dengan kata "AKU" (kapital)
pada titik diagonalnya. Jika dibandingkan dengan puisi pada zaman Muhammad
Yamin, tentu mengalami perbedaan. Meskipun mengangkat tema yang sama, misalnya
politik, tetapi konten penyajian puisi sangatlah berbeda.
Puisi Muhammad Yamin lebih mengangkat sisi perumusan
konsep kebangsaan, meskipun saat itu masih dalam lingkup Sumatera. Jelas sangat
berbeda dengan puisi Remy Sylado, yang lebih condong menyajikan sisi kehidupan
politik sebuah bangsa berkembang dengan kondisi pemerintahan yang kurang baik.
Perbedaan karya sastra setiap periode bukanlah semata-mata karena ide/gagasan
dari penulisnya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, dan
budaya yang terjadi pada saat itu. Bahkan, jika kita mau merunut karya sastra
dari awal sampai sekarang, dan meneliti lebih dalam mengenai latar belakang
ideologi saat itu, kita bisa mendapati bagaimana proses perjalanan Bangsa
Indonesia. Meskipun karya sastra di Indonesia bisa dibilang hampir pada posisi
"tengah" -- tidak terlalu menonjol dan tidak terpuruk, namun perlu
disadari bahwa budaya barat sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu, turut
memengaruhi karya sastra Indonesia.
Pernahkah Anda mendengar karya sastra Indonesia
modern? Gaya sastra asing (barat) dan pengaruh bentuk menjadi patokan untuk
menyebut sastra Indonesia yang modern. Pada kenyataannya, ketika pengarang
hidup dalam budayanya, ia mencoba untuk menerima tradisi estetis (gaya barat)
dengan budayanya. Penerimaan tradisi estetis tersebut dituangkan dalam
karyanya, dijadikan latar/setting pada tulisannya, sekadar memberi warna dalam
proses kreatif yang ia lakukan. Akibatnya, sastra lama hanya akan menjadi
sebuah artefak. Para peneliti sastra pun menjadi asing dengan tradisi yang
dimiliki oleh sejarah panjang sastra di Indonesia, melalui karya-karya sastra
yang ada.
KESIMPULAN
Sastra adalah kesusasteraan
pada lahiriahnya merupakan wujud dalam masyarakat manusia melalui bentuk
tulisan dan juga wujud dalam bentuk lisan. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan
ilmu budaya, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya ada yang
berkaitan dengan sastra dan seni. Kesenian bagian kecil dari kebudayaan. Kesenian
merupakan kelanjutan dari kebudayaan. Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati
oleh manusia melalui dua macam indranya, yaitu indera mata dan indera telinga,
atau keduanya secara serentak. Keindahan dalam hubungannya dengan kedua macam
indera itu,dibedakan atas tiga macam yaitu : Seni Rupa, Seni suara, dan Seni
pertunjukan. Fungsi seni atau kesenian artinya hasil pengamatan orang terhadap
apa yang dapat diberikan oleh karya-karya kesenian bagi kehidupan manusia,
yaitu Memberikan rasa keindahan dan Memberikan tunjangan dan bantuan untuk
memberi warna indah dari karya-karya yang non-seni
SUMBER
Komentar
Posting Komentar